Integrated management strategy of coastal rehabilitation for controlling coastal erosion: A case study of the coastal area of Karawang Regency, West Java, Indonesia
|
Judul |
Integrated management strategy of coastal rehabilitation for controlling coastal erosion: A case study of the coastal area of Karawang Regency, West Java, Indonesia |
|
Nama Jurnal |
In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science |
|
Volume dan Halaman |
1147(1): 012020 |
|
Tahun |
2023 |
|
Penulis |
Medi Nopiana, Fredinan Yulianda, Achmad Fahrudin, Gatot Yulianto dan Made Panji Teguh |
|
Pendahuluan |
Kerusakan pantai di Kabupaten Karawang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk erosi yang dipicu oleh aktivitas manusia dan perubahan iklim. Kerusakan ini mengancam keberlanjutan ekosistem mangrove dan sumber daya pesisir yang vital bagi masyarakat lokal. Upaya rehabilitasi yang selama ini dilakukan cenderung lebih berfokus pada solusi rekayasa, sehingga mengabaikan aspek sosial dan kelembagaan yang penting. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan pengelolaan yang terintegrasi dan berkelanjutan yang melibatkan masyarakat dan berbagai pemangku kepentingan. Penelitian ini bertujuan mengembangkan strategi yang menggabungkan konservasi ekologis, pemberdayaan masyarakat, dan penegakan hukum untuk mengatasi erosi secara efektif. Selanjutnya, pentingnya penguatan kapasitas masyarakat dan kolaborasi lintas sektor menjadi sorotan utama dalam upaya rehabilitasi pesisir. Data menunjukkan bahwa keberhasilan program rehabilitasi sangat bergantung pada partisipasi aktif masyarakat, terutama dalam pengelolaan mangrove dan ekowisata. Selain itu, aspek sosial seperti penyelesaian konflik tanah dan peningkatan kesadaran lingkungan menjadi faktor kunci dalam menjaga keberlanjutan program. Kebijakan yang mendukung pengelolaan kawasan pesisir secara legal dan adil juga menjadi bagian penting agar program dapat berjalan efektif dan berkelanjutan. Dengan demikian, pendekatan yang holistik dan melibatkan semua pihak menjadi solusi utama dalam mengatasi kerusakan pantai di wilayah ini. Akhirnya, studi ini menyoroti perlunya integrasi antara aspek ekologis, sosial, dan ekonomi dalam pengelolaan pesisir. Pengelolaan yang berkelanjutan harus mampu menyeimbangkan konservasi mangrove, pengembangan ekonomi lokal, dan perlindungan hak masyarakat. Penguatan regulasi, edukasi masyarakat, dan pemberdayaan komunitas menjadi strategi utama untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan keberhasilan jangka panjang. Dengan pendekatan yang komprehensif ini, diharapkan kerusakan pantai dapat diminimalisasi dan keberlanjutan ekosistem pesisir terjamin. |
|
Metode |
Survey Metode yang digunakan dalam studi ini adalah survei di tiga kawasan pesisir Kabupaten Karawang yang paling terdampak, yaitu Pantai Cibuaya, Pantai Cilebar, dan Pantai Cilamaya Kulon. Data dikumpulkan melalui observasi langsung, wawancara mendalam, serta pemanfaatan data sekunder yang relevan. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan dilengkapi dengan metode pengambilan keputusan Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan prioritas strategi pengelolaan pesisir. Pendekatan ini memberikan gambaran menyeluruh mengenai faktor-faktor utama yang memengaruhi kerusakan pantai sekaligus membantu merumuskan rekomendasi strategi pengelolaan yang lebih terarah dan berbasis data.. |
|
Hasil dan Pembahasan |
Hasil: menunjukkan bahwa strategi pengelolaan pesisir yang paling prioritas adalah penerapan rekonsiliasi sosial dan penegakan hukum dengan bobot sebesar 52,4%. Prioritas ini muncul karena masih adanya konflik status tanah dan penggunaan lahan di kawasan pesisir yang belum terselesaikan, sehingga membutuhkan penanganan cepat dan tegas. Di samping itu, upaya konservasi kawasan pesisir melalui penguatan kapasitas kelompok masyarakat dan edukasi lingkungan juga terbukti menjadi faktor penting dalam mendukung keberhasilan rehabilitasi. Data dari survei di tiga kawasan pesisir utama mengindikasikan bahwa kolaborasi antar pemangku kepentingan masih lemah, sehingga perlu ditingkatkan koordinasi dan harmonisasi kebijakan baik di tingkat lokal maupun provinsi. Secara keseluruhan, hasil ini menegaskan bahwa pengelolaan pesisir yang berkelanjutan membutuhkan pendekatan holistik dan partisipasi aktif dari berbagai pihak. Pembahasan: menyoroti pentingnya pendekatan terpadu dalam rehabilitasi pesisir di Karawang. Strategi utama meliputi konservasi mangrove, penegakan hukum, dan pemberdayaan masyarakat setempat. Partisipasi aktif masyarakat dan penguatan kelembagaan menjadi faktor kunci keberhasilan program. Selain itu, kolaborasi antar lembaga dan harmonisasi kebijakan sangat diperlukan untuk mendukung keberlanjutan. Pendekatan ini bertujuan menjaga ekosistem pesisir sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Menekankan bahwa keberhasilan rehabilitasi tidak hanya bergantung pada solusi teknis, tetapi juga pada aspek sosial dan ekonomi masyarakat. Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat dan edukasi lingkungan mampu memperkuat kesadaran konservasi. Pengelolaan berbasis komunitas, seperti pengembangan ekowisata dan perikanan berkelanjutan, menjadi strategi penting. Integrasi aspek sosial dan ekonomi ini mendukung keberlanjutan jangka panjang program rehabilitasi. Menyoroti perlunya penanganan konflik lahan dan penguatan regulasi di tingkat pemerintah. Penyelesaian konflik tanah dan pengaturan batas wilayah pesisir harus menjadi prioritas utama. Penguatan kerjasama lintas sektor dan penegakan hukum yang tegas akan meningkatkan efektivitas rehabilitasi. Selain itu, pengelolaan kawasan pesisir harus mengintegrasikan aspek sosial, ekonomi, dan ekologis secara seimbang. Dengan demikian, keberhasilan rehabilitasi pesisir dapat terwujud secara berkelanjutan dan menyeluruh. |
|
Kesimpulan |
Strategi pengelolaan pesisir yang paling efektif meliputi konservasi kawasan pesisir, penegakan hukum, serta peningkatan kapasitas masyarakat dan kelembagaan. Keberhasilan rehabilitasi pesisir secara berkelanjutan sangat bergantung pada koordinasi antar lembaga dan harmonisasi kebijakan yang konsisten. Partisipasi aktif masyarakat, didukung dengan edukasi lingkungan, juga menjadi faktor penting dalam mendukung program rehabilitasi dan konservasi. Selain itu, penguatan kerjasama lintas sektor serta penegakan hukum yang tegas harus diprioritaskan untuk mengatasi masalah erosi dan kerusakan ekosistem. Dengan penerapan strategi terpadu ini, kawasan pesisir di Karawang diharapkan dapat pulih dan dikelola secara berkelanjutan demi masa depan yang lebih baik. |
|
Saran |
Perlunya peningkatan koordinasi dan harmonisasi kebijakan antara pemerintah daerah dan pusat agar rehabilitasi pesisir dapat berjalan lebih efektif dan berkelanjutan. Penguatan partisipasi masyarakat lokal melalui pelatihan dan edukasi juga penting untuk mendukung keberhasilan program rehabilitasi mangrove dan konservasi kawasan pesisir. Penelitian selanjutnya disarankan memperluas kajian ke aspek ekonomi dan sosial masyarakat sehingga strategi rehabilitasi dapat lebih menyeluruh dan berorientasi pada keberlanjutan jangka panjang. Pemanfaatan teknologi, seperti pemantauan satelit dan sistem informasi geografis (GIS), juga dapat membantu pengelolaan serta evaluasi kawasan pesisir secara lebih akurat. Terakhir, diperlukan pengembangan kebijakan yang tegas dan penegakan hukum yang konsisten untuk mengatasi konflik serta mencegah kerusakan lingkungan di kawasan pesisir. |
